- adminweb
- 526
Penurunan Nilai Ekspor Batubara dan CPO Diganjal Komoditas Lain
- Penulis: HENDRIYO WIDI
- Selasa, 24 Desember 2024
JAKARTA, KOMPAS - Neraca perdagangan Indonesia masih surplus di tengah perlambatan ekonomi negara mitra dagang utama dan gejolak nilai tukar rupiah. Penurunan permintaan serta harga komoditas batubara dan minyak sawit juga mampu disubstitusi dengan sejumlah komoditas lain.
Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (19/6/2024), merilis, neraca perdagangan migas dan nonmigas Indonesia pada Mei 2024 surplus 2,93 miliar dollar AS. Capaian itu membuat Indonesia mencatatkan surplus dagang selama 49 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Hal itu tidak terlepas dari kinerja ekspor migas dan nonmigas yang tumbuh 13,82 persen secara bulanan dan 2,86 persen secara tahunan menjadi 22,33 miliar dollar AS. Adapun impornya senilai 19,4 miliar dollar AS atau naik 14,82 persen secara bulanan dan turun 8,83 persen secara tahunan.
Peningkatan nilai ekspor pada Mei 2024 tersebut terutama didorong peningkatan ekspor nonmigas. Secara umum, kinerja ekspor itu masih didominasi tiga komoditas utama, yakni bahan bakar mineral, termasuk batubara; lemak dan minyak hewani/nabati, termasuk minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunan; serta besi dan baja.
Namun, pertumbuhan nilai ekspor tertinggi justru terjadi pada komoditas selain tiga komoditas ekspor utama itu. Sejumlah komoditas itu adalah alas kaki yang tumbuh 33,82 persen secara bulanan; kendaraan dan bagiannya 26,8 persen; nikel dan produk turunan 26,77 persen; mesin dan perlengkapan elektrik beserta bagiannya; serta bijih logam, terak, dan abu 25,5 persen.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan, batubara, CPO dan produk turunan, serta besi dan baja merupakan tiga komoditas unggulan ekspor nonmigas Indonesia. Pada Mei 2024, ketiganya berkontribusi sebesar 27,66 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia yang senilai 20,91 miliar dollar AS.
Namun, nilai ekspor batubara serta CPO dan produk turunannya justru turun secara bulanan dan tahunan. Pada Mei 2024, ekspor batubara turun 4,04 persen secara bulanan dan 16,85 persen secara tahunan menjadi 2,5 miliar dollar AS atau. Nilai ekspor CPO dan produk turunannya juga turun 22,19 persen secara bulanan dan 27,11 persen secara tahunan menjadi 1,08 miliar dollar AS.
”Hal itu dipengaruhi tren penurunan harga kedua komoditas tersebut di pasar internasional dan penurunan permintaan dari sejumlah negara. Pada Mei 2024, misalnya, terjadi penurunan permintaan batubara dari China dan Filipina, serta penurunan permintaan CPO dan turunannya dari China dan Pakistan,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar secara hibrida di Jakarta.
Di sisi lain, lanjut Habibullah, nilai ekspor besi dan baja tetap tumbuh baik. Nilai ekspor komoditas tersebut pada Mei 2024 sebesar 2,2 miliar dollar AS, naik 1,22 persen secara bulanan dan 8,3 persen secara tahunan.
Sumber: https://www.kompas.id/